Komisi Pemilihan Umum Repulik Indonesia (KPU RI) resmi telah mengumumkan hasil akhir dari proses pesta demokrasi di Indonesia. Pasangan nomor urut 01 yang dikenal dengan AMIN (Anis Muhaimin) mengantongi suara 24, 96 persen, pasangan Prabowo dan Gibran di nomor urut 02 memperoleh 58, 59 persen suara. Sementara itu capres cawapres nomor urut 03 (Ganjar Mahfud) mendapatkan 16,47 persen suara. Dengan demikian, berdasarkan hasil penghitungan KPU RI ini dapat diketahui bahwa pemenang konstestan pemilu tahun 2024 adalah pasangan nomor urut 2.
Layaknya pertandingan harus ada yang menang dan yang kalah. Pun begitu dengan perhelatan pilihan presiden dan wakilnya. Meskipun para tim sukses (timses) dari masing-masing kubu telah bekerja keras untuk memenangkan pertandingan, tetapi tetap saja harus ada yang unggul dibandingkan dengan yang lain. Sebenarnya pilpres bukan sekedar pertandingan, karena masing-masing calon mempunyai pendukung jutaan manusia, baik sebagai suporter pasif maupun aktif. Oleh karenanya tentu tidak jarang terjadi gesekan gagasan, pendapat bahkan tidak jarang mungkin mengarah pada sesuatu yang bersifat fisik.
Berita tentang beda pilihan yang membuat menantu diusir oleh mertua, perseteruan keluarga maupun persahabatan yang retak menjadi bagian dari dinamika perhelatan akbar ini. Hal tersebut sebenarnya mengandung anomali, karena layaknya pesta, seharusnya pemilu menghadirkan suasana yang gembira disetiap masing-masing individu, apalagi di negara demokrasi yang setiap orang mempunyai kebebasannya sendiri tanpa campur tangan orang lain.
Pasca diputuskannya pemenang pemilu oleh KPU RI, maka sudah seharusnya konflik maupun perang urat syaraf antara mereka yang berbeda pilihan segera dicairkan. Bangsa ini memiliki tantangan yang besar untuk diselesaikan secara bersama-sama. Rakyat dan pemerintah yang baru harus bahu membahu bekerja sama. Masalah pupuk mahal dan musim yang sulit ditebak adalah persoalan besar bagi petani, imbasnya beras menjadi langka dan mahal. Masalah pendidikan, kesehatan, keamanan, keadilan dan lain sebagainya menunggu untuk dicarikan solusi.
Oleh karenanya, lembaran baru berbangsa dan bernegara harus segera dibuka. Berhenti bertikai dan mari bergandengan tangan melakukan yang terbaik untuk bangsa ini. Para tokoh agama betul-betul memberikan teladan kepada umat agar Indonesia menjadi bangsa yang semakin ber-Tuhan Yang Maha Esa, para pendidik dengan tekun memerangi kebodohan, para pengusaha, wiraswasta, petani, nelayan, pedagang dan lain sebagainya betul-betul menjalankan profesinya dengan profesional. Sementara itu, pemerintah harus menjadi aktor yang berdiri di garda terdepan mewujudkan Indonesia yang lebih baik melalui kebijakan-kebijakan yang benar-benar bijak.
Oleh:
Sekjur HTN 2004